Pengurus Malaysian Palm Oil Board (MPOB) Ramli Abdullah seperti dikutip Bloomberg menyatakan harga CPO diantara 2.600 ringgit dan 3.000 ringgit kerana rasio persediaan terhadap pasokan yang menipis dan harga minyak kedelai (Soybean Oil) serta minyak mentah.
Menurut dia, harga sepanjang tahun ini akan stabil di level 2.400 ringgit per ton dipicu pembelian perusahaan sereal dan bisnis minyak China.
Harga CPO untuk pengiriman Jun naik 3,8% hingga ke level tertinggi tiga pekan 2.594 ringgit per ton di Malaysia Derivatif Exchange pada perdagangan akhir pekan.
Situs resmi MPOB menyebutkan sepanjang satu bulan terakhir harga tertinggi di level 2.686 ringgit pada 11 Mac, masih jauh dari level harga tertinggi sepanjang satu tahun terakhir di level 2.887 ringgit pada 13 Mei 2009. Harga terendah dalam setahun terakhir di level 2001 ringgit pada 8 Juli 2009.
Untuk tahun ini saja, level tertinggi terjadi pada perdagangan 8 Mac yakni 2701 ringgit.
Malaysia akan memproduksi 17.8 juta ton CPO pada 2010, dan 18.5 juta ton pada 2011 dan pada 2020 akan mencapai 28 juta ton. Produksi pada Februari 2010 tercatat turun 12.45% menjadi 1.15 juta ton dari posisi Januari 2010.Cadangan CPO per Februari 2010 juga turun 17.64% menjadi 932.971 ton. Begitu juga dengan ekspor minyak sawit turun 11.58% menjadi 1.29 juta ton.Abdullah mengatakan ekspor dari Malaysia akan tumbuh menjadi 22.9 juta ton pada 2020 dari 16.02 juta ton tahun ini.
Malaysia merupakan produsen CPO terbesar kedua dunia, sementara Indonesia sebagai produsen CPO tertinggi pertama dunia mencatat ekspor CPO dan produk turunannya pada Januari 2010 naik 60.000 ton menjadi 1.20 juta ton, dibandingkan dengan bulan yang sama 2009 sebesar 1.14 juta ton.
No comments:
Post a Comment